Kamis, 29 Mei 2008

STRATEGI PEMBELAJARAN








STRATEGI PEMBELAJARAN

WRITING IN THE HERE AND NOW

I. PENDAHULUAN

Mengajar merupakan usaha yang sangat kompleks, sehingga sulit untuk menentukan tentang bagaimana mengajar yang baik itu. Pelaksanaan interaksi belajar mengajar yang baik dapat menjadi petunjuk tentang pengetahuan seorang guru dalam mengakumulasikan dan mengaplikasikan segala pengetahuan keguruannya. Itulah sebabnya, dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar perlu adanya beberapa ketrampilan mengajar.[1] Menurut penulis, salah satu ketrampilan mengajar tersebut adalah penentuan strategi belajar mengajar yang tepat.

Secara umum, strategi mempunyai pengertian sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.[2] Menurut Noeng Muhadjir strategi merupakan suatu penataan potensi dan sumber daya agar dapat efisien dalam memperoleh hasil sesuai yang direncanakan.[3] Sedangkan menurut Yusufhadi Miarso strategi adalah pendekatan menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu.[4]

Mengingat belajar adalah proses bagi siswa dalam membangun gagasan atau pemahaman sendiri, maka kegiatan belajar mengajar hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi. Suasana belajar yang diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif, misalnya mengamati, bertanya dan mempertanyakan, menjelaskan, dan sebagainya. Belajar aktif tidak dapat terjadi tanpa adanya partisipasi peserta didik. Terdapat berbagai cara untuk membuat proses pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dan mengasah ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses pembelajaran aktif dalam memperoleh informasi, keterampilan, dan sikap akan terjadi melalui suatu proses pencarian dari diri siswa. Para siswa hendaknya lebih dikondisikan berada dalam suatu bentuk pencarian daripada sebuah bentuk reaktif. Yakni, mereka mencari jawaban terhadap pertanyaan baik yang dibuat oleh guru maupun yang ditentukan oleh mereka sendiri. Semua ini dapat terjadi ketika siswa diatur sedemikian rupa sehingga berbagai tugas dan kegiatan yang dilaksanakan sangat mendorong mereka untuk berpikir, bekerja, dan merasa. Strategi pembelajaran berikut ini adalah di antara cara yang dapat digunakan oleh guru untuk dapat mengaktifkan siswa. Guru diharapkan mengembangkan atau mencari strategi lain yang dipandang lebih tepat. Sebab, pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal. Masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri. hal ini sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru), ketersediaan fasilitas, dan kondisi siswa.[5]

Al-Syaibany mengemukakan pentingnya membuat proses pembelajaran itu suatu proses yang menyenangkan, menggembirakan, dan menciptakan kesan yang baik pada diri peserta didik karena itu akan menarik minat dan keinginannya dan menolongnya mencapai tujuan-tujuannya dan selanjutnya menambah semangatnya.[6]

Secara umum, berdasarkan subjek peserta didik, strategi pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

a. Strategi pembelajaran untuk mengaktifkan kelompok (kolektif)

b. Strategi pembelajaran untuk mengaktifkan individu.

Dalam makalah ini dibahas tentang salah satu strategi pembelajaran untuk mengaktifkan individu yaitu Writing In The Here and Now.

II. PEMBAHASAN

Strategi menulis pengalaman secara langsung (writing in the here and now) dapat membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. [7]

Menurut Silberman sebuah cara untuk meningkatkan perenungan secara mandiri adalah dengan meminta siswa melaporkan tindakan kala ini (present tense) tentang sebuah pengalaman yang mereka miliki (seakan itu terjadi di sini dan sekarang).[8]

Silberman dan Nizar Ali menggambarkan bahwa prosedur dari strategi ini adalah:

1. Guru memilih jenis pengalaman yang diinginkan untuk ditulis oleh siswa. Bisa berupa peristiwa masa lampau atau yang akan datang. Di antara contoh yang dapat diangkat adalah memandikan jenazah, melakukan ibadah haji, atau sahur pada bulan Ramadhan.

2. Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang pengalaman yang telah dipilih untuk tujuan penulisan reflektif. Guru memberitahu mereka bahwa cara yang berharga untuk merefleksikan pengalaman adalah mengenangkan atau mengalaminya untuk pertama kali di sini dan saat sekarang. Dengan demikian tindakan itu menjadikan pengaruh lebih jelas.

3. Guru memerintahkan peserta didik untuk menulis, saat sekarang, tentang pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk memulai awal pengalaman dan menulis apa yang sedang mereka dan lainnya lakukan dan rasakan. Guru menyuruh peserta didik untuk menulis sebanyak mungkin yang mereka inginkan tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dan perasaan-perasaan yang dihasilkannya.

4. Guru memberikan waktu yang cukup untuk menulis. Peserta didik seharusnya tidak merasa terburu-buru. Ketika mereka selesai, guru mengajak mereka untuk membacakan tentang refleksinya.

5. Guru mendiskusikan hasil pengalaman siswa tersebut bersama-sama.

Variasi

1. Untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam menulis imajinatif, laksanakan diskusi kelompok yang relevan dengan topik yang akan ditugaskan kepada mereka.

2. Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang telah mereka tulis. Salah satu alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah siswa untuk membacakan karya mereka yang sudah selesai. Alternatif yang kedua adalah dengan meminta pasangan untuk saling bercerita tentang apa yang mereka tulis.[9]

Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan

a. Melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa.

b. Lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.

  1. Kekurangan

a. Kesulitan bagi sebagian siswa yang merasa tidak mempunyai pengalaman terkait dengan materi.

b. Kurang efisiennya waktu disebabkan kadang siswa banyak mengulur-ulur pekerjaannya.

III. PENUTUP

Strategi pembelajaran writing in the here and now merupakan strategi pembelajaran untuk mengaktifkan individu dengan cara merefleksikan pengalaman-pengalaman yang telah mereka alami. Pada dasarnya tidak ada strategi yang paling ideal. Masing-masing strategi mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, hal ini sangat bergantung pada tujuan yang hendak dicapai, pengguna strategi (guru), ketersediaan fasilitas, dan kondisi siswa. Strategi ini dapat dijadikan sebagai salah satu strategi alternatif dalam proses pembelajaran yang akan menjadikan proses pembelajaran lebih bervariasi sehingga tidak membosankan siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Syaibany, Omar Mohammad al-Toumy, Falsafah Guruan Islam, terj. Hasan Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979)

Mansur dan Mahfud Junaedi, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005)

Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, terj. Raisul Muttaqien (Bandung: Nusamedia bekerjasama dengan Nuansa, 2006)

Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu Teori Pendidikan (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993)

Nizar Ali, “Strategi Pembelajaran” dalam Workshop Kurikulum Wakil Kepala Madrasah Aliyah se-Jawa Tengah (Kerjasama antara Pusat Kajian Dinamika Agama, Budaya, dan Masyarakat Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah, 2003)

http://muqowimjogja.blogspot.com/2007/06/strategi-pembelajaran

Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007)

Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2007)


[1] Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 195.

[2] Mansur dan Mahfud Junaedi, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam Depag RI, 2005), hlm. 168.

[3] Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Suatu Teori Pendidikan (Yogyakarta: Rake Sarasin, 1993), hlm. 109.

[4] Yusufhadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 530.

[6] Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah Guruan Islam, terj. Hasan Langgulung (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 619-620.

[7] Nizar Ali, “Strategi Pembelajaran” dalam Workshop Kurikulum Wakil Kepala Madrasah Aliyah se-Jawa Tengah (Kerjasama antara Pusat Kajian Dinamika Agama, Budaya, dan Masyarakat Pasca Sarjana IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dengan Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah, 2003), hlm. 7.

[8] Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, terj. Raisul Muttaqien (Bandung: Nusamedia bekerjasama dengan Nuansa, 2006), hlm. 198.

[9] Melvin L. Silberman, Active…, hlm. 199.